Lupa Berbahasa Indonesia, Setelah 12 Tahun
Seorang Wanita tenaga kerja Indonesia (TKI), Diah Anggraini (36) asal Malang, Jawa Timur berhasil dipulangkan setelah kabur dari majikannya di Ibu Kota Amman, Yordania.Dia dikurung dan tidak digaji selama 12 tahun, sampai-sampai sempat kesulitan berbahasa Indonesia ketika diselamatkan.
Atase Ketenagakerjaan KBRI Amman, Suseno Hadi, mengatakan selama 12 tahun itu sang majikan juga melarang Diah berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia. Diah kabur dari majikannya sekitar pertengahan Oktober 2018 lalu. Menurut Suseno, Diah berhasil kabur saat majikannya pergi dan pintu rumahnya tidak terkunci. Saat pertama kali datangke KBRI, Suseno mengatakan Diah bahkan sudah terbata-bata ketika menjelaskan dengan bahasa Indonesia kata Suseno kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (19/2).
SUARABMI.COM
"Begitu bisa keluar rumah, (Diah) mencari taksi dan minta tolong diantar ke KBRI. Saat datang pertama kali (ke KBRI) Diah tidak mampu berbahasa Indonesia, bahkan sudah tidak tahu di mana keluarganya,"Suseno memaparkan Diah langsung diperiksa dan ditampung di KBRI. Dia juga mengatakan KBRI langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta guna mencari kontak keluarga Diah katanya. Suseno mengatakan Diah sudah pindah majikan sebanyak dua kali. Majikan pertama Diah, paparnya sudah meninggal. Diah kemudian dipekerjakan kepada menantu mendiang majikannya tersebut tanpa proses yang sah. Suseno menuturkan meski tak menerima kekerasan atau penganiayaan, Diah tak pernah mendapat gaji selama 12 tahun bekerja pada kedua majikan tersebut. Diah juga tak diizinkan menelepon keluarga dan pulang ke kampung halaman.
"Begitu bisa keluar rumah, (Diah) mencari taksi dan minta tolong diantar ke KBRI. Saat datang pertama kali (ke KBRI) Diah tidak mampu berbahasa Indonesia, bahkan sudah tidak tahu di mana keluarganya,"Suseno memaparkan Diah langsung diperiksa dan ditampung di KBRI. Dia juga mengatakan KBRI langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta guna mencari kontak keluarga Diah katanya. Suseno mengatakan Diah sudah pindah majikan sebanyak dua kali. Majikan pertama Diah, paparnya sudah meninggal. Diah kemudian dipekerjakan kepada menantu mendiang majikannya tersebut tanpa proses yang sah. Suseno menuturkan meski tak menerima kekerasan atau penganiayaan, Diah tak pernah mendapat gaji selama 12 tahun bekerja pada kedua majikan tersebut. Diah juga tak diizinkan menelepon keluarga dan pulang ke kampung halaman.
"Kami juga mencoba hubungi majikan. Pertama, tidak
diangkat. Kedua kali menghubungi juga majikan tidak
mengaku. Setelah kami ancam bahwa kasusnya akan diangkat
ke pengadilan, baru majikan Diah mau datang,"
ucap Suseno.
Seno mengatakan saat itu Diah tak langsung dipulangkan
karena KBRI masih memperjuangkan gajinya yang belum
dibayar oleh majikan. Dia memaparkan sementara itu Diah
tinggal di penampungan dan mendapat pelatihan keterampilan
sambil menunggu proses pemulangannya selama empat bulan.
ujar Suseno.
Selain itu, Suseno mengatakan KBRI juga sempat memanggil majikan Diah dan meminta pertanggungjawaban. Melalui proses mediasi, paparnya, majikan bersedia membayar gaji Diah sebesar US$9000 atau Rp126 juta. "Selama 12 tahun memang tidak ada tanda-tanda Diah menerima uang. Saat kabur ke KBRI pun dia tidak membawa apa-apa kecuali pakaian yang dipakainya saja,"
Selain itu, Suseno mengatakan KBRI juga sempat memanggil majikan Diah dan meminta pertanggungjawaban. Melalui proses mediasi, paparnya, majikan bersedia membayar gaji Diah sebesar US$9000 atau Rp126 juta. "Selama 12 tahun memang tidak ada tanda-tanda Diah menerima uang. Saat kabur ke KBRI pun dia tidak membawa apa-apa kecuali pakaian yang dipakainya saja,"
"Alhamdulilah sejak tinggal di shelter kurang lebih empat
bulanan semuanya kembali pulih. Diah mulai biasa
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia karena hampir setiap
hari berkomunikasi dengan keluarga,"
Sang majikan juga bersedia membayar tiket kepulangan Diah
ke Tanah Air. Suseno mengatakan didampingi staf KBRI
Amman, Diah bersama empat orang kawannya juga
dikabarkan tiba di Malang siang hari ini.
kata Suseno.
"Semoga kasus Diah dapat menjadi pelajaran bagi WNI lainnya
yang ingin bekerja di luar negeri untuk lebih waspada dan
selalu menjalin kontak dengan perwakilan RI di luar negeri,"
CNN Indonesia
0 Response to "Lupa Berbahasa Indonesia, Setelah 12 Tahun"
Post a Comment